112 Donasi
Merinding, begitulah kesan pertama saat menginjakkan kaki di kompleks SDN Ciapus 07, Kabupaten Bogor. Bukan hantu atau kompleks pemakaman yang berada di area sekolah yang menyebabkan suasana horror, tetapi kondisi bangunan yang nyaris roboh membuat bulu kuduk bergidik. Bangunan sekolah sekilas tampak seperti gudang atau bangunan terbengkalai yang ada di film-film horor.
Hanya berjarak 9 km atau 22 menit saja dari istana Presiden di Bogor, namun kondisi SDN Ciapus 07 nampaknya luput dari perhatian pemerintah. Sekolah tersebut kini hanya memiliki 4 ruangan untuk kegiatan belajar mengajar, itupun dengan kondisi atap dan tembok sekolah yang sangat rawan ambruk. Sebagian besar atapnya sudah ambrol, bahkan menjadi sarang kelelawar. Kondisi temboknya pun sudah rapuh dan sangat rawan roboh sewaktu-waktu. Sebelum pandemi Covid-19 saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) masih dilakukan di sekolah beberapa kali genting jatuh saat belajar di kelas, beruntung tidak ada korban. Rimbunan pohon bambu di belakang sekolah pun turut menjadi ancaman saat angin kencang melanda wilayah tersebut.
Selain bangunan yang rusak berat, SDN Ciapus 07 hanya dilengkapi dengan 1 toilet yang kondisinya juga memprihatinkan. Toilet tersebut jarang dilengkapi air bersih karena tidak ada saluran air bersih yang bisa dialirkan ke dalam toilet. Untuk memperoleh air, sebuah ember ditempatkan di bawah atap yang bocor untuk menadah air hujan. Tampungan air hujan tersebut yang dipergunakan untuk membersihkan diri di toilet dan menyiram kotoran.
Menurut Kepala SDN Ciapus 07 Didi Mulyawijaya, sejak dirinya pindah ke sekolah tersebut pada tahun 2016 kondisinya sudah rusak. Kerusakan semakin parah sejak tahun ajaran 2019-2020 atau pertengahan tahun lalu. Ia terpaksa menggunakan sisa kelas yang masih dalam kondisi layak, meskipun tetap mengkhawatirkan. Permintaan perbaikan dan peningkatan sarana prasara sekolah pernah diajukan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor. Namun hingga kini belum ada jawaban. Bahkan rehabilitasi bangunan sekolah di SDN Ciapus 07 belum menjadi prioritas dalam Musrenbang Kecamatan Ciomas. "Mudah-mudahan bisa segera di-rehab demi keselamatan anak dan guru," harap Didi.
Anastasia, salah satu murid kelas 2 SDN Ciapus 07 bahkan sempat berceletuk, "Saya tidak takut hantu. Saya takut tembok sekolah roboh."
"Saya senang sekolah di sini karena dekat dari rumah. Gurunya juga baik-baik", tutur Anastasia. Gadis cilik yang bercita-cita menjadi dokter tersebut bahkan mengaku tidak takut meskipun terdapat kompleks pemakaman di halaman sekolahnya. "Saya tidak takut hantu, saya takut tembok sekolah roboh!", ucap Anastasia sambil menyunggingkan senyum.
"Saya juga mau sekolah di tempat yang bagus", harap gadis kecil yang suka membaca ini
Jangan biarkan harapan akan masa depan anak-anak SDN Ciapus 07 roboh bersama dengan dinding sekolah mereka. Mari menjadi bagian dalam #CiptakanSekolahAman untuk semua.
Berdonasi sebesar Rp 200,000
05 July 2023
Berdonasi sebesar Rp 50,000
11 March 2022
Berdonasi sebesar Rp 2,000,000
06 March 2022
Berdonasi sebesar Rp 10,000
25 February 2022
Berdonasi sebesar Rp 150,000
23 February 2022
Berdonasi sebesar Rp 150,000
13 February 2022
Berdonasi sebesar Rp 150,000
04 February 2022
Berdonasi sebesar Rp 100,000
03 February 2022
Berdonasi sebesar Rp 25,000
28 January 2022
Berdonasi sebesar Rp 100,000
24 January 2022
02 December 2021
Semoga bermanfaat untuk anak Indonesia